Patrolihukum.com,
Prestasi Taekwondo Indonesia, khusus di kategori Kyorugi (tarung) harus diakui sejauh ini masih belum maksimal di ajang multi event Sea Games. Bahkan harus diakui bahwa kita masih belum bisa berbicara banyak diajang Asian Games dan Olimpiade, karena kita belum berhasil meloloskan wakilnya ke ajang multi event tertinggi dan bergengsi tersebut. Inilah tantangan yang harus dihadapi. Kita harus tetap optimis bahwa Taekwondo Indonesia kedepan akan kembali menorehkan catatan prestasinya untuk bangsa dan negara di ajang-ajang bergensi tersebut. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum PBTI, Letjen TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki dalam arahannya saat membuka Audisi dan Seleksi Nasional Sea Games 2022 di Bogor, Jawa Barat (6/12). Direncanakan kegiatan ini akan berlangsung hingga 12 Desember 2021 mendatang.
Ketua Umum PBTI juga menjelaskan bahwa saatnya kita harus melaksanakan semua hasil telaah dan evaluasi mengenai kekurangan atlet kita.
“Salah satu yang mendasar dari kualitas atlet kita adalah pendeknya masa produktif atlet dan masalah elementer yang masih harus terus kita benahi bersama. Yakni masalah antropometri (fisik dan postur) serta problem klasik, yakni masalah mentalitas dan minimnya visi bermain dan strategi bertanding atlet. Khusus persoalan mentalitas ini memang terkait dengan psikologi, ritme dan pengalaman bertanding para atlet di event internasional.” Ujar Ketua Umum PBTI.
Dalam konteks inilah program Audisi dan Seleknas ini dilaksanakan. Program dan Audisi Seleknas khusus untuk atlet kyorugi ini, diharapkan nanti menghasilkan progress perubahan yang lebih baik dan lebih terarah terkait kebutuhan dan tantangan pemenuhan kualitas atlet kedepan.
“Yang kita capai tentu bukan hanya di Sea Games 2022 saja, tapi juga orientasi pembinaan dan pengembangan prestasi jangka panjang menuju Olimpiade Paris 2024. Oleh karenanya, selain seleksi atlet, kualitas kejuaraan internasional juga menjadi catatan penting untuk juga menjadi bagian dari seleksi guna menentukan kejuaraan internasional apa yang selayaknya diikuti oleh timnas taekwondo Indonesia dalam rangka untuk mengkontruksi kualitas bertandingnya.” Terang Thamrin.
Sementara itu, salah satu anggota tim yang meng-audisi dan menseleksi atlet, Dr. Fahmy Fachrezzy, M.Pd mengatakan bahwa Sea Games 2022 ini adalah pintu masuk utama terkait dengan sejauhmana efektifitas program audisi dan seleksi ini dilakukan. Jangka panjangnya tentu adalah Olimpiade Paris 2024.
“Walau waktu saat ini amat pendek, Namun masih bisa kita lakukan banyak hal untuk melakukan perbaikan secara bersama-sama. Komitmen pengurus dan sikap optimis seluruh stakeholders taekwondo Indonesia menjadi prasyarat bahwa taekwondo Indonesia bisa maju, berkembang dan kompetitif di event Internasional.” Ujar Fahmy yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Pendidikan, Latihan dan Pengembangan PBTI.
Ditambahkan Fahmy, salah satu aspek yang dibenahi saat ini terutama pada kriteria talent scouting atlet potensial dengan fokus pengamatan pada aspek genetic speed yang baik. System seleksi yang akurat, pelatih serta sistem pembinaan dan kompetisi.
“Untuk Audisi kali ini, selain faktor technical skill, PBTI menekankan pada hasil test psikologi yang berisi muatan tentang eksplorasi kecerdasan emosional atlet dilihat dari studi kasus terkait ketahanan mendapatkan tekanan, motivasi juara dan kerjasama team. Selain itu yang ditest juga termasuk aspek fisik terkait kecepatan, akurasi dan keseimbangan. Yang terakhir dinilai dari seleksi adalah pertarungan antar atlet. ” Imbuhnya.
Untuk diketahui bahwa program audisi dan seleksi nasional atlet ini merupakan hasil menelaahan tim talent scouting PBTI dari hasil PON XX Papua lalu, para atlet potensial yang berbakat dilihat dari segi usia, antropometri, motorik gerak dan visinya bermain diarena.
Dari hasil itu didapatkan 23 atlet yang akan diaudisi. Terdiri dari 10 atlet (lima putra dan lima putri) yang saat ini masih menghuni pelatnas, yaitu, atlet putra terdiri dari Reynaldi Atmanegara (Jawa Tengah), M. Bassam Raihan R (DKI Jakarta), Adam Yasid Ferdyansyah (Jawa Barat), Kenny Rafael Mumpel (DKI Jakarta), Nicolass Armanto (Jawa Barat). Adapun atet putri terdiri dari Ni Kadek Heni Prikasih (Bali), Megawati Tamesti. M (Jawa Barat), Mariska Halinda (Kalimantan Timur), Shaleha Fitriana Yusuf ( Jawa Tengah), dan Dinda Putri Lestari (Jawa Tengah).
Sementara itu, dari hasil Talent Scouting, diperoleh 13 atlet terdiri dari 9 atlet putra dan 4 atlet putri. Atlet putra terdiri dari Dinggo Ardian Prayoga (Jawa Barat), Thoriq Muhammad Hafidz (DKI Jakarta), Ossanando Naufal (Jawa Tengah), Daffa Rizki Pradana (Jawa Barat), Hilmy Rizki Pradana (DKI Jakarta), M Wijaya Hamzah (Jambi), Alfian Dzulfikar (Jawa Timur), Luthfi Lukmanul hakim (Kaltim), Dhiva Rahmani Sanjaya (Jawa Barat). Adapun atlet putri terdiri dari Silvana Lamanda (Gorontalo), Gloriya Rinny Keleyen (Papua), Novrika Kusuma R (Banten), dan Permata Cinta Nadya (DKI Jakarta)
(MarlinN70)