Patroli Hukum Samosir (15/04/2023)
Inilah informasi dari sala satu warga Desa Onan Runggu, yang merasa tidak senang akibat pelayanan dan perkataan seorang kades baik pun diluar Desa atau di Desanya sendiri.
Kepala Desa tersebut , sepertinya tidak menjaga keharmonisan masyarakyat ketika ada konflik antara sesama Desa baik pun di luar Desanya.
Padahal berdirinya seorang Kepala Desa
Itu pilihan dari masyarakyat bukan pengangkatan, namun Kepala Desa tersebut , tidak menunjukan jati dirinya sebagai Kepala Desa , untuk melakukan pelayanan yang netral kepada warganya dan tidak netral.
Kepala Desa ini sering jadi buah bibir di kalangan masyarakyat , dikarenakan tidak menunjukan pelayanannya yang bersifat netral dan sifat maju untuk meningkatkan dan mempererat warganya , bahkan Kades tersebut mau memperkeruh , bukan menyelesaikan konflik yang ada dikalangan masyarakyat.
Sepertinya Kades tersebut ,tidak merasa bosan tentang perkataan nya sendiri, dan kurang menyadari apa yang dikatakan di tengah masyarakyat sekalipun sewaktu ada pertemuan pertemuan Desa, baikpun pertemuan warga yang konflik ketika saat dia berbicara.
Sala satu contoh terakhir ini;
Ada masyarakyat yang konfilk bertempat tinggal di Desa Onan Runggu ,
Baru baru ini tentang pembahasan masalah tanah yang tidak sesuai menurut perasaan masing masing pribadi lepas pribadi, namun Kepala Desa Onan Runggu Juni Ferawati Harianja , terkesan berkata tidak netral dan menyuruh salah satu pihak untuk berbuat tindakan , dan tidak menuju kedamaian.
Lantas Kepala Desa tersebut , tidak menjaga perkataan nya ,dan tidak memikirkan apa tujuan nya di hadapan masyarakyat , sehingga dia berkata dan menyuruh sepihak untuk memagar lokasi tanah yang konflik.
Dan menurut informasi dari berbagai masyarakyat , bahwa Kepala Desa tersebut mau mengatakan kata kata yang tidak wajar dikatakan seorang Pemimpin Desa, dan menurut informasi yang kita dapat dari masyarakyat bahwa k
Kades , Juni Ferawati Harianja sepertinya jadi provokator diantara yang konflik.
Harapan dari masyarakyat , supaya Kepala Desa tersebut , bagian penengah dan terbuka untuk yang konflik tanpa membeda bedakan siapa siapa.
Dan Kades ini juga sering tidak menghargai dirinya sebagai Kepala Desa , yang sering tidak masuk kantor , dan sering berbisnis untuk kepentingan dirinya sendiri.
(Ruslan Nurhayati Pakpahan/red)