Tujuan PIP tersebut tidak lah berjalan mulus sesuai harapan masyarakat khusunya dari keluaraga tidak mampu, dimana fakta di lapangan PIP seringkali dimanfaatkan sejumlah oknum kepala sekolah demi meraup keuntungan pribadi.
Hal tersebut berkenaan dengan informasi masyarakat sebut saja Ramly mengungkapkan bahwa adanya data siswa SMPN 6 Kota Bekasi penerima PIP namun tidak menerima bantuan PIP dan juga adanya pemberian uang dengan modus uang terima kasih bagi siswa yang telah mencairkan dana PIP kepada pihak sekolah.
Data siswa SMPN 6 Kota Bekasi penerima PIP :
1.Penerima PIP Tahun 2021 = 449 siswa Rp 241.875.000.
2.Penerima PIP Tahun 2022 = 433 siswa, Rp 283.500.000
Guna menggali informasi tersebut,awak media menyambangi SMPN 6 Kota Bekasi dan bertemu langsung dengan Watimah selaku kepala SMPN 6 dengan di hadirkan Cicah Karwati selaku operator sekolah . Saat awak media menyampaikan jumlah penerima PIP tahun 2021-2022 ,Watimah dan Cicah seakan bingung mendengar jumlah siswa penerima PIP di tahun 2021 dan 2022 . Merasa bukan dijaman beliau menjabat kepada awak media Watimah menjelaskan bahwa saat itu saya belum menjabat Kepala SMPN 6. Rabu(11/06/2025)
"Kalau yang Bapak tanyakan ke saya terkait PIP tahun 2021 dan 2022 itu bukan jaman saya Pak,saya belum ditempatkan di sekolah ini saya di SMPN 6 di November 2023 pak , pemberian dari siswa yang telah mencairkan PIP itu tidak benar, , untuk lebih jelas silahkan Bapak tanyakan sama operator saya" terang Watimah.
Cicah membenarkan bahwa dari tahun 2021 hingga sekarang beliau menangani PIP dan jumlah penerima PIP mungkin tidak sebanyak itu di tahun 2021-2022 dimana dari partai turut merekrut juga dan terkait terima uang dari orang tua murid atas pencairan PIP Cicah membantah di mana hanya menerima dari orang tua murid bentuk kue atau makan saja.
” seingat saya jumlah peserta tahun 2021 dan 2022 tidak sebanyak itu, waktu itu ada orang BRI yang telpon kepala sekolah ada orangtua yang tidak mengambil buku ke Bank,selanjutnya pihak Bank BRI mengantarkan ke sekolah sekarung berisi buku tabungan dan kartu KIP , banyak banget Pak sehingga kami gak bisa nyari siswanya semua,hanya beberapa itupun udah pada lulus ” terang Cicah
Cicah menambahkan , saya gak ketemu dengan pihak BRI nya Cuma ngedropin udah , ketemunya satpam waktu itu berkas itu sudah saya buang karna saya sudah keblenger gitu Cuma berapa punya kita dan berkas masih ada di 2020- 2021 itukan berkas sudah setahun ,saya keluarin tuh semua ya pas pindah di sekat buangin aja deh saya bilang begitu .
Menyikapi informasi tersebut, Sumandang Simangunsong. SH.MH Selaku Ketua Umum LSM TOPAN-RI dan juga sebagai Advokad ikut angkat bicara, bahwa hal ini harus segera ditindaklanjuti oleh Inspektorat Kota Bekasi untuk turun langsung mengaudit data PIP di SMPN 6 Kota Bekasi dan juga APH (Aparat Penegak Hukum) pun segera mengusut dugaan penggelembungan (Mark up) data penerima PIP. Napit&Team